Minggu, 03 Februari 2019

Single Parent

Single Parent adalah istilah dari orang tua tunggal. Hal ini terjadi dikarenakan sebuah perceraian atau pasangannya meninggal dunia. Menjadi seorang single parent tidaklah mudah karena harus berperan Ganda. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Meskipun berat dan banyak tantangan yang harus dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Jika ia perempuan kita menyebutnya super mom dan kalau dia laki-laki kita biasa meyebutnya super dad. Bagaimana tidak, setumpuk tugas dan pekerjaan, yang harusnya dibagi dengan pasangan hidup, harus dikerjakan sendirian. Menjadi ayah, sekaligus menjadi ibu bagi buah hati mereka. Tentu bukan hal yang mudah. Pastilah hanya mereka yang bermental baja yang mampu melewatinya. 

Masalahpun bertambah ketika yang menjadi single parent adalah seorang ibu. Masyarakat biasa menyebut mereka seorang janda. Ya...seorang janda. maaf, saya lebih senang menyebutnya single parent karena lebih sopan. Bukan rahasia lagi, bila kehadiran sosok single parent sering menjadi bahan gunjingan bagi orang disekitarnya,  Entah mengapa pemikiran negatif kadang melekat pada diri mereka. Seringkali sindiran yang tidak baik kerap menghampiri, kadang terasa sangat nyinyir dan sinis. Ironisnya,  seringkali cibiran itu meluncur dari mulut sesama perempuan. Sebegitu rendahkah harkat seorang single parent, hingga keberadaannya seolah lampu kuning bagi sesama perempuan untuk berhati-hati, apalagi bila kebetulan sang single parent berwajah cantik. Belum lagi godaan yang datang dari kaum lelaki, dan terkadang sering terasa melecehkan sekaligus menghinakan. 

Sesungguhnya menjadi single parent, baik itu karena perceraian maupun dipisahkan oleh kematian adalah sesuatu yang pasti tak seorangpun didunia ini menginginkannya. Setiap manusia pasti ingin hidup normal, pasti ingin bahagia, pasti ingin menikah 1 kali seumur hidupnya, tidak ada yang ingin hidup sendiri. Namun kadang perjalanan hidup tak selalu seiring dengan harapan.

Banyak ujian yang harus dihadapi seorang single parent, baik dari masalah financial, pola asuh anak, berjuang menampilkan senyum terbaik didepan anak-anak padahal segudang masalah berkecamuk dalam pikiran, belum lagi persoalan remeh temeh rumah tangga seperti mengganti bola lampu, mengganti keran air yang rusak, pompa air yang macet, genteng bocor, kendaraan mogok dan banyak hal lainnya yang harusnya menjadi urusan sang ayah. Belum lagi takkala ada permasalahan dan tidak ada temen berbagi,  butuh pundaknya seorang "ayah" disini, hingga isak tangis melawan semua rasa. 

Yang pasti, single parent bukan hal yang harus ditakutkan, bukan hal yang perlu digunjingkan, bukanlah yang perlu dicibirkan karena mereka bukan maling, bukan narapidana, bukan pengemis atau lainnya, Mereka mandiri, mereka berjuang hidup untuk diri sendiri dan buah hatinya, tegak berdiri dengan kemampuannya yang luar biasa, dengan kesabaran yang sering kali diuji, seperti sebuah istilah "kepala jadi kaki, kaki jadi kepala". Terfikirkah oleh kita bila kita yang mengalaminya? Nyamankah kita, bila ada orang memandang sebelah mata dengan status kita sebagai single parent?.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar